BI: Uang Beredar Meningkat Pada Februari Tembus Rp8.500 Triliun

BACA JUGA

Fintechpost.ID – Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2023 tembus menjadi Rp 8.300 triliun atau tumbuh 7,9 persen (year on year)/yoy.

Erwin Haryono selaku Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi dalam keterangan resminya di Jakarta mengatakan, perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 6,6 persen (yoy).

Sebagai informasi tambahan, sejak posisi data September 2021, uang beredar dalam arti sempit (M1) terdiri dari uang kartal di luar bank umum dan BPR, giro rupiah dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Baca juga: Ingat! BI Batasi Penukaran Uang Baru Rp 3,8 juta/Orang Menjelang Lebaran 2023

Ia menambahkan, perkembangan M2 pada Februari 2023 terutama didorong oleh perkembangan aktiva dalam negeri bersih.

Perkembangan aktiva dalam negeri bersih tumbuh sebesar 8,2 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 8,7 persen (yoy), sejalan dengan perkembangan modal dan tagihan lainnya kepada sektor swasta.

Di sisi lain, penyaluran kredit pada Februari 2023 tumbuh 10,4 persen (yoy), setelah tumbuh 10,2 persen pada bulan sebelumnya sejalan dengan perkembangan kredit produktif maupun konsumtif.

Kredit yang diberikan terbatas hanya dalam bentuk pinjaman, dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga, tagihan akseptasi, dan tagihan repo.

Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.

Edwin menambahkan, tagihan bersih kepada pemerintah pusat terkontraksi sebesar 19,6 persen (yoy), setelah terkontraksi 20,5 persen (yoy) pada Januari 2023.

Baca juga: Jadwal Lengkap BI dan Bank Buka Layanan Penukaran Uang Lebaran

BERITA TERKAIT

BERITA TERBARU