Fintechpost.ID – Seiring dengan banyaknya calon pemudik yang melakukan travel secara bersamaan, diperkirakan akan terjadi persaingan yang ketat untuk mendapatkan tiket mudik, serta untuk memperoleh penawaran menarik melalui agen dan aplikasi travel online.
Menjelang perayaan Idul Fitri dan seiring dengan pencabutan PPKM, Kementerian Perhubungan memperkirakan sekitar 80 juta orang akan melakukan mudik ke kampung halaman mereka.
Di sisi lain, para penipu melihat ini sebagai peluang menguntungkan untuk dieksploitasi, terutama melalui social engineering dan phishing.
Baca juga: Awas Modus Penipuan Online, Ini Tips Jaga Keamananan Digital Dari GoPay
“Kami telah melihat bagaimana penipu kerap kali memanfaatkan keinginan orang untuk bepergian serta keinginan mereka untuk mudik dengan harga yang terjangkau,” Ujar Steven Scheurmann, Regional Vice President, ASEAN, Palo Alto Networks.
Industri travel sangat menarik bagi para penipu karena industri ini merupakan sumber data sensitif dan pribadi dalam jumlah besar, termasuk nama pengguna, email, dan kata sandi yang dicuri, serta identitas, pembayaran, dan kontak pelanggan, yang berarti bahwa baik pemudik maupun perusahaan travel harus sangat berhati-hati.
Menjelang masa Idul Fitri, individu maupun organisasi perlu memahami praktik-praktik terbaik untuk melindungi diri dari ancaman serangan siber terkait mudik tahun ini.
Individu perlu berhati-hati saat mengeklik tautan atau lampiran apapun yang terdapat dalam email yang mencurigakan, terutama yang berkaitan dengan pengaturan akun atau informasi pribadi, serta pesan-pesan yang terkesan mendesak.
Selain itu, individu juga perlu memverifikasi alamat pengirim untuk setiap email yang mencurigakan di inbox, periksa kembali URL dan sertifikat keamanan setiap situs web sebelum memasukkan kredensial login dan laporkan dugaan upaya phishing.